NTB Waspada Banjir Bandang, Mahasiswa Lingkungan Soroti Kerusakan Hutan di Pulau Sumbawa!

- 8 November 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi. Banjir bandang di Bima, akibat kerusakan hutan yang masif.
Ilustrasi. Banjir bandang di Bima, akibat kerusakan hutan yang masif. /Dokumen Facebok AMBI

OKE BIMA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait banjir bandang.

Peringatan banjir bandang tersebut menyusul tingginya curah hujan yang merata di Indonesia.

Dilansir Okebima.com dari Laman BMKG, 8 November 2021, peringatan dini banjir bandang itu berlaku hari ini sampai besok.

Baca Juga: Kondom Unisex Bikin Geger, Pertama di Dunia Bisa Dipakai Pria dan Wanita!

"Potensi dampak hujan lebat untuk dampak banjir bandang berlaku 8 November 2021 pukul 07.00 wib s/d 9 November 2021 pukul 07.00," ujarnya sebagaimana dalam kutipan.

Untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri, BMKG menetapkan status waspada terhadap banjir bandang.

Baca Juga: Alasan Mengapa Tidak Boleh Tidur Setelah Makan, Ternyata Dapat Menyebabkan Serangan Jantung!

Kendati status waspada banjir bandang untuk NTB, Mahasiswa Program Studi  S3 Ilmu Lingkungan UNJ, Furkan Sangiang soroti kerusakan hutan.

Kata Furkan, di Pulau Sumbawa kerusakan hutan terus berada di angka yang sangat menghkhawatirkan.

Menurutnya, sejak tahun 2018, total area hutan yang rusak sebesar 896 hektar. Dari Angka tersebut 50 persen berada di Pulau Sumbawa.

Baca Juga: CEK FAKTA: Jalan Tol di Indonesia Tidak Aman. Hoax atau Fakta?

"Jika kita lihat total area hutan di provinsi NTB sebanyak 1 juta hektar. 78 persen kondisi hutan kita diantaranya dalam keadaan rusak," ujar Furkan.

Bahkan kata Furkan, laju kerusakan hutan di NTB setiap tahun mencapai 1,2 persen. "Tentunya hal ini harus menjadi perhatian semua pihak," ujarnya.

Menurutnya penanganan kerusakan hutan yang sangat masif ini tidak bisa dilakukan secara parsial saja.

Baca Juga: Kecelakaan Maut Vanessa Angel Karena Jalan Tol Tidak Aman? Ini Penjelasan Kementerian PUPR!

Tidak hanya diserahkan kepada pemerintah daerah, namun butuh sentuhan dari pemerintah pusat.

Karena, setiap tahun masyarakat Sumbawa, Bima, dan Dompu selalu dihantui oleh banjir dan tanah longsor.

"Ancaman itu akibat hacurnya sistem ekologi akibat kerusakan hutan yang begitu masif," kata Furkan.***

Editor: Zainul Abidin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah