Network
Oke Bima - Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letnan Jenderal Dudung Abdurachman trending di Twitter, Selasa, 28 September 2021.
Pangkostrad Dudung kembali menjadi bahan perbincangan hangat, lantaran menolak tudingan Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo, yang menyebut TNI disusupi PKI.
Hal itu diduga oleh Gatot Nurmantyo karena dibongkarnya patung diorama G30S PKI pada Museum Dharma Bakti di Markas Kostrad, saat kepemimpinan Pangkostrad Dudung.
Baca Juga: 4 Fakta Unik dari Sirkuit Mandalika, Salah Satunya Sirkuit Tikungan Terbanyak di Dunia!
Menurut Pangkostrad Dudung tudingan Gatot Nurmantyo itu, disebutnya sebagai sesuatu yang keji.
Kendati kini trending, Politisi Partai Geridra Fadli Zon menyebutkan Pangkostrad Dudung jadi bahan perbincangan karena membongkar patung.
"Setelah Spanduk, Kini patung," kata Fadli Zon sebagaimana dikutip Okebima.com dari cuitan akun Twitter @fadlizon, Selasa, 28 September 2021.
Kicauan Fadli Zon itu sebenarnya menyindir Pangkostrad Dudung yang kembali membuat dunia maya heboh kedua kalinya.
Baca Juga: Kejuaraan WSBK Digelar 19-21 November 2021, Gubernur NTB: Optimis!
Yang pertama, saat Pangkostrad Dudung menjabat Panglima Kodam Jaya tahun 2020 lalu.
Lantaran kicauan yang nada menyindir Pangkostrad Dudung, cuitan Fadli Zon itu direspon secara serius oleh netizen.
Akun Twitter @pernadi0376 mengatakan Pangkostrad Dudung berani pada benda mati.
"Jendral.... kok berani tegasnya ke benda Mati baliho dan patung, hadapi Teroris KKB diPapua nggak punya nyali," kicaunya di kolom komentar.
Senada dengan itu, akun Twitter @RDesmi berkicau bahwa Pangkostrad Dudung merupakan panglima patung, "Panglima patung," kicaunya.
Sementara, akun Twitter @alysuwandi dengan trendingnya Pangkostrad Dudung merasa terkejut turunnya kewibawaan Pangkostrad.
"Sepertinya baru kali ini pangkostrad jadi olokan Netizen," kicaunya di kolom komentar.
Sebagaimana diketahui, patung yang dibongkar di Museum Dharma Bhakti yaitu patung Jenderal Soeharto, patung Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution.***
Artikel Rekomendasi