Vaksinasi untuk Anak Baru Diberikan 2022, Ini Alasannya!

- 9 November 2021, 12:15 WIB
Percepat Target Kekebalan Kelompok, Bantul Gandeng Lembaga Lain Bantu Vaksinasi Dosis 2
Percepat Target Kekebalan Kelompok, Bantul Gandeng Lembaga Lain Bantu Vaksinasi Dosis 2 /Bagus Kurniawan/portaljogja



OKE BIMA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah baru bisa memberikan vaksin virus corona (Covid-19) kepada anak usia 6-11 tahun pada 2022 mendatang karena terkendala anggaran.

Faktor kedua yakni mengenai urusan medis atau risiko. Ada kalangan lain yang lebih berisiko sehingga lebih perlu diutamakan.

"Jadi karena pertama anggarannya itu tidak ada, dan ada faktor medis," kata Budi dilansir Okebima.com dari keterangan media, Senin, 8 November 2021, kemarin.

Baca Juga: Model Ini Hanya Mau Bercinta Pakai Kondom Vegan, Ternyata Ini Alasanya.

Budi menjelaskan, pemerintah baru saja menambah 25 juta target vaksinasi Covid-19 dari kelompok anak usia 12-17 tahun.

Dengan demikian, target vaksinasi dari semula 181 juta naik menjadi 206 juta. “Target yang bertambah itu membuat stok vaksin Covid-19 harus ditambah,” ujarnya.

Ia menyebutkan, vaksinasi pada anak usia 6-11 tahun baru diberikan tahun 2022 setelah ada anggaran yang memadai.

Baca Juga: Jakarta Diguyur Hujan Deras, Waspada 6 Penyakit Usai Banjir Ini, Salah Satunya Hepatitis A.

"Karena ada isu anggaran tahun ini, mungkin kita akan dorong ke tahun depan," ucapnya.

Budi mengatakan, alasan kedua mengenai faktor risiko,  bahwa kalangan tenaga kesehatan dan lanjut usia lebih berisiko jika terinfeksi virus corona.

Oleh karena itu, dua kalangan itu yang menjadi prioritas diberikan vaksin virus corona.

Baca Juga: Alasan Mengapa Tidak Boleh Tidur Setelah Makan, Ternyata Dapat Menyebabkan Serangan Jantung!

"Secara medis kita prioritaskan yang berisiko tinggi dulu. Yang berisiko tinggi siapa saja? Lansia, dan nakes yang paling berisiko kena, paling berisiko masuk RS," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Budi juga mengatakan pemerintah sangat berhati-hati menetapkan kebijakan vaksinasi Covid-19 dosis tiga atau booster vaksin.

Menurutnya, booster vaksin merupakan isu sensitif mengingat masih banyak warga di negara lain yang sulit mendapat vaksin.

Baca Juga: CEK FAKTA: Jalan Tol di Indonesia Tidak Aman. Hoax atau Fakta?

"Ini isu sensitif karena ada orang bilang masih banyak orang Afrika belum dapat vaksin Covid-19 kenapa negara maju malah dapat booster," ujarnya.

"Jadi isu ketidakadilannya tinggi sekali karena banyak negara yang suntik pertama aja belum dapat," katanya lagi.

Budi menjelaskan, dosis ketiga vaksin cukup sekali penyuntikan. Itu sudah cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

"Kalau booster cukup satu kali suntik. Tapi kita saat ini masih melakukan uji klinis dengan perguruan tinggi," ujarnya. 

Ia pun, mengatakan istilahnya homologus satu merek atau hereteologus beda merek. Diharapkan olehnya di akhir Desember ini selesai uji klinisnya.***

Editor: Irawan Jaya


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah