Tagar #BUMNBangkrut Trending di Twitter, Netizen Viralkan Rencana Erick Thohir Bubarkan Tujuh Perusahaan BUMN

22 September 2021, 12:49 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. /Dok. Pikiran-Rakyat

Oke Bima - Tagar #BUMNBangkrut dan Erick Thohir trending di Twitter, pada Rabu Siang, 22 September 2021.

Sampai berita ini diturunkan, tagar #BUMNBangkrut tweetnya sudah 7.133 kali, sedangkan Erick Thohir tweetnya sebanyak 2.704 kali.

Dengan trendingnya tagar dan Erick Thohir tersebut, netizen kembali mempopulerkan tujuh BUMN yang akan dibubarkan tahun 2021 ini.

Baca Juga: PLBN Jagoi Babang Ditargetkan Rampung Tahun 2022, Anggaran Ditelan Hingga Ratusan Miliar!

Dilansir Okebima.com dari Antara, pada 5 Mei 2021 lalu, Menteri BUMN Erick Thohir berencana untuk membubarkan tujuh perusahaan plat merah 2021 ini.

"Itu BUMN di bawah PPA yang dari 2008 mati beroperasi. Kita sebagai pimpinan akan dzolim kalau dibiarkan tidak ada kepastian," kata Erick.

Lanjutnya, BUMN harus terus bersaing. Daya saing harus dimiliki oleh BUMN agar dapat memberikan konstribusi kepada negara.

"BUMN yang sekarang pun dengan perubahan ini harus siap bersaing. Apalagi yang udah kalah bersaing," ujarnya.

Baca Juga: Tidak Bisa Konsumsi Gula, Ini Enam Pemanis Buatan yang Aman untuk Penderita Diabetes

Oleh sebab itu, Erick Thohir menyatakan BUMN yang kalah bersaing atau bangkrut lebih tepatnya untuk dibubarkannya.

Apalagi rencana dibubarkannya perusahaan plat merah tersebut sudah sejak lama.

Termasuk memberikan kepastian bagi para pekerja di perusahaan BUMN tersebut.

Dikutip Okebima.com dari berbagai sumber, empat dari tujuh perusahaan yang akan dibubarkan oleh Erick Thohir tersebut, antara lain.

1. PT Kertas Kraft Aceh (Persero).
2. PT Industri Glas (Persero).
3. PT Kertas Leces (Persero).
4. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero).

Baca Juga: Giring Tak Rela Anies Baswedan Jadi Presiden di 2024, Netizen: Siapa Eloh, Halu!

Selain dari PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), perusahaan yang dibubarkan memiliki masalah yang sama.

Perusahaan dibubarkan karena berkaitan dengan inflasi. Pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan beban yang dikeluarkan oleh perusahaan.***

Editor: Zainul Abidin

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler