Dalam Islam, Ada 2 Kebahagiaan Menurut Imam Al-Ghazali, Ini Penjelasanya.

- 5 November 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi tokok kafir quraisy yang 20 tahun musuhi Nabi Muhammad akhirnya masuk Islam
Ilustrasi tokok kafir quraisy yang 20 tahun musuhi Nabi Muhammad akhirnya masuk Islam /Sirah Nabawiyah/Denpasar Update

OKE BIMA – Dalam Islam, banyak sekali ulama yang menulis kitab tentang cara-cara mencapai puncak kebahagiaan.

Salah satunya adalah ulama yang bergelar Hujjatul Islam, yakni Imam Al-Ghazali. Ia adalah ulama besar yang lahir di kota Tus, Khurasan pada 450 Hijriyah.

Imam Al Ghazali tidak hanya sebagai ulama, tetapi juga seorang filsuf, seorang sufi, dan pemikir muslim yang memberikan kontribusi besar dalam khazanah keilmuan.

Baca Juga: Imbas Banjir di Kota Batu, Kampung Warna Warni Malang Pun Ikut Dialiri Banjir Bandang!

Hampir setengah dari usinya, Al Ghazali habiskan untuk mendalami pengetahuan dan mengajarkannya lewat karya-karyanya.

Nama lengkap Imam Al Ghazali adalah Abu Hamid Al Ghazali Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Ath Thusi.

Selama hidupnya ia telah banyak menulis kitab. Kitabnya yang paling monumental adalah Ihya Ulumuddin.

Baca Juga: Nasi Box PSI Sebabkan Keracunan, Dikes Jakarta: Makanan Tidak Higienis!

Di samping itu, Al Ghazali juga menulis beberapa kitab risalah, yaitu Kimiya as-Sa’adah (Proses Kebahagiaan).

Kemudian, Ayyuha al-Walad (Wahai Anakku, Amalkan Apa Yang Kau Ketahui), as-Risalah al-Wa’dziyyah (Untaian Nasihat Keimanan).

Kitab, Mi’raj as-Salikin (Tangga-Tangga Para Salik), Misykat al-Anwar (Cahaya di Atas Cahaya), Minhaj al-Arifin (Jalan Para Pencari Tuhan, Al-Adab fi ad-Din (Etika Beragama), dan Risalah at-Thair (Risalah Burung). 

Baca Juga: Presiden Jokowi Tanam Mangrove di Abu Dhabi, Lewati Jalan Joko Widodo Street!

Delapan kitab risalah tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam buku yang berjudul “Resep Bahagia Imam Al Ghazali”.

Buku terbitan Turos Pustaka tersebut berisi delapan risalah karya Imam Al Ghazali yang memberikan jalan kepada umat Islam untuk mencapai puncak kebahagiaan.  

Dalam risalah tersebut, Imam Ghazali menyatakan  sesuatu yang tidak berharga menjadi emas atau perak.

Karena itu, Al Ghazali menggunakan istilah ini untuk menggambarkan proses perubahan manusia dari makhluk yang hina menjadi makhluk yang mulia.

Baca Juga: Vanessa Angel Meninggal Dunia! Begini Ungkapan Lucinta Luna.

Al Ghazali menjelaskan, maksud dari kimia adalah menanggalkan segala kekurangan dan mengenakan segala sifat kesempurnaan.

Karena itu, menurut dia, hendaknya umat manusia kembali dari dunia ini menuju Allah SWT.

Dilansir Okebima.com dari berbagai sumber, Kamis, 4 November 2021, kemarin. Menurut Ghazali, setidaknya ada dua tahap kebahagiaan yang harus dilalui umat manusia.

Pertama, mengenal diri sendiri. Kedua, kemudian mengenal Allah SWT. Dua tahapan ini lah yang akan membawa manusia mencapai puncak kebahagiaanya.

Dalam kitabnya ini, Al Ghazali menjelaskan bahwa kunci untuk mengenali Allah (makrifatullah) adalah mengenali diri sendiri. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT: 

Baca Juga: Imbas Banjir di Kota Batu, Kampung Warna Warni Malang Pun Ikut Dialiri Banjir Bandang!

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS Fushilat ayat 53)

Hal senada juga disampaikan Rasulullah SAW melalui sabdanya:  من عرف نفسه فقد عرف ربه  “Siapa yang mengenal dirinya, maka ia telah mengenal Tuhannya.” ***

Editor: Irawan Jaya


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah